Bahasa Pohon Selamatkan Bumi [buku]

astudioarchitect.com Memahami apa yang ada disekitar kita, berkaitan dengan arsitektur dan lingkungan, bisa kita temukan saat membaca buku yang ditulis oleh Nirwono Joga dan Yori Antar ini. Sebuah buku dengan paparan sederhana tentang berbagai fakta dan problema sehari-hari yang menghimpit kota besar Jakarta. Dituturkan dalam bahasa yang mudah dimengerti untuk membuat kita berpikir tentang banyak hal, Nirwono Joga dan Yori Antar mengambil banyak kasus yang tidak mencoba untuk menyelesaikan semua masalah, namun kadang memberi sebuah pencerahan. 


Kutipan:
Menginginkan Jakarta dan kota besar lainnya yang bebas
banjir adalah keinginan sederhana dan wajar. Namun banjir
di Jakarta sejatinya berhulu pada masalah kepemimpinan
(politik), visi, dan pemahaman pada skala prioritas.
Fenomena alam akan selalu menimbulkan permasalahan
berupa musibah atau bencana manakala kehidupan manusia
terganggu atau jiwa mereka terancam. Bencana hanya
berlaku pada kawasan tempat manusia tinggal dan
menyebabkan korban jiwa. Kehilangan harta benda, atau
telah mengganggu perikehidupan aktivitas manusia.

Sebab akibat
Dahulu kala Jakarta masih berpenduduk sedikit dan
menyediakan begitu luas ruang terbuka hijau (RTH).
Namun. pembangunan fisik struktur kota yang menuju
arah maksimal telah menggerogoti RTH yang notabene
daerah resapan air. Semua warga lakarta harus sadar bahwa
banjir adalah soal tata kota yang semrawut yang lebih
mementingkan pembangunan sarana fisik, baik itu berupa
hotel, apartemen, mal, jalan tol, maupun lahan parkir.
Pembangunan sarana baik ini rnenghabiskan ruang terbuka
hijau (RTH) dalam area yang sangat luas dan tidak berfokus
dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

Luasan RTH yang juga berfungsi sebagai daerah resapan
air terus berkurang secara sistematis

Bumi dan perempuan adalah ratu. Kata bumi sendiri
berkonotasi perempuan. Bumi tempat pohon berpijak
rnenghujamkan akarnya. Bumi, pohon, dan perempuan
menginspirasi Garin Nugroho untuk membuat film
terbarunya berjudul Under The Tree. Bagi Garin, pohon
mempunyai banyak makna yang menjadi bagian tak
terlupakan dalam kehidupan semua orang di Bumi. Pohon
dan perempuan juga telah mendorong Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara Sepuluh Juta Pohon setiap tanggal I
Desember) untuk menyelamatkan Bumi.

Pohon beringin dipilih sebagai lambang
Persatuan lndonesia, sila ketiga Pancasila Pohon kalpataru
, pohon kehidupan. dijadikan simbol
penghargaan bagi pahlawan pelestarian lingkungan hidup.
Meski bukan partai hijau, sebuah partai politik besar justru
memakai lambang pohon beringin untuk mencitrakan
partai yang memberi keteduhan kepada rakyat.
Pusat-pusat kota di Jawa ditandai dengan dua pohon
beringin kurung di alun-alun sebagai titik nol kota. Pohon
kamboja banyak ditanam di pura-pura suci
di Bali atau di tanah pemakaman di Jawa.
Sebutan kota-kota kita juga ada yang berasal dari ciri khas
pohon-pohonnya. seperti Semarang (pohon asem yang
ditanam jarang-jarang). Bogor yang identik dengan pohon
kenari. Begitu pula sejumlah kawasan di Jakarta dulu Sunda

United Nations Environment Programme (UNEP. 2007)
berkampanye 'Plant for the Planet: Billion Tree Campaign'.
sebagai salah satu upaya memulihkan kembali kondisi Bumi
dari pemanasan global melalui gerakan menanam pohon. Di negara kita.
gerakan penghijauan masih sekadar seremonial belaka.
Terbengkalai, tidak dipelihara, dan mati.

Menanam pohon ada aturannya, tidak asal tanam.
Penanaman pohon mensyaratkan kecocokan jenis pohon
(pantai, dataran rendah, pegunungan), fungsi (ekologis.
ekonomis, estetis), ketepatan cara (standar keamanan dan
keselamatan), waktu penanaman, penyediaan, pemilihan.
dan pendistribusian (dalam jumlah besar), serta
pemeliharaan. Penanaman memperhatikan
segi estetika arsitektural, lanskap visual kota, peran
maksimal terhadap lingkungan, keamanan konstruksi,
batang yang tidak mudah patah, dan umur yang panjang,
yaitu sampai ratusan tahun.

Pohon-pohon pengikat tanah dan penyimpan air tanah
ditanam di lahan kritis yang rawan longsor dan erosi. Pohon
bakau mernagari kawasan tepian pantai menyusup
ke jantung kota melalui bantaran kali untuk mencegah
intrusi air laut, menahan abrasi pantai, menahan air pasang,
angin. dan gelombang besar dari lautan lepas, mencegah
pendangkalan dan penyempitan badan air, menyerap
limpahan air dari daratan (saat banjir), menetralisasi
pencemaran air laut. dan melestarikan habitat tiga ekosistem
hutan bakau yang kaya keanekaragaman hayati.

Jenis pohon yang terpilih sebagai pobon penyelamatan
(escape trees) ditanam di sepanjang jalur evakuasi bencana
(escape route) menuju taman atau bangunan penyelamatan
(escape building) lainnya. Penanaman pohon besar di
sepanjang jalur hijau jalan. jalur pedestrian. bantaran rel
kereta api, jalur tegangan tinggi, serta jalur tepian air
bantaran kali, situ, waduk, tepi pantai, dan rawa-rawa akan
membentuk infrastruktur hijau raksasa yang berfungsi
ekologis. Kota pohon memberikan keteduhan pada pejalan
kaki dan pengendara sepeda.

Berbagai penelitian membuktikan satu hektar ruang terbuka
hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar menghasilkan 0.6
ton O2 untuk 1500 penduduk/hari, menyerap 2.5 ton
02/tahun, menyimpan 900 ml air tanah/tahun, mentransfer air 4.000 liter/hari,
menurunkan suhu 5-8 derajat Celsius, meredam kebisingan
25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin 75-80 persen.
Setiap mobil mengeluarkan gas emisi yang dapat diserap
oleh 4 pohon dewasa (tinggi I0 meter ke atas, diameter
batang lebih dari 10 sentimeter, tajuk lebar, berdaun lebat).
Pemerintah perlu mensurvei ulang mendeteksi tingkat
kesehatan dan keamanan, serta mengambil tindakan
perawatan, pemeliharaan, dan asuransi pohon.




 ________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2011 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Bahasa Pohon Selamatkan Bumi [buku] Share on...

0 comments on Bahasa Pohon Selamatkan Bumi [buku] :

Post a Comment and Don't Spam!