Konsep Green Design untuk Furniture masa depan

built-in media cabinetastudioarchitect.com Konsep green design adalah topik yang sangat menarik untuk dibicarakan, karena tuntutan jaman semakin membuka mata kita akan pentingnya melestarikan alam dan sumber daya yang makin menipis. Tidak terkecuali dalam dunia desain furniture dan interior. Terutama karena Indonesia berada di daerah khatulistiwa yang kaya akan sinar matahari, sumber daya alam dan hasil bumi yang melimpah. Sumber daya alam seperti kayu, bambu dan rotan menghasilkan beragam furniture yang sangat menarik khas daerah khatulistiwa.
Bahan furniture yang didapat dari daerah tropis sangat terkenal diseluruh belahan dunia, dimana ekspor material furniture seperti rotan, baik dalam bentuk jadi maupun mentahnya, adalah andalan sumber devisa.




Green design concept is a very interesting topic to be discussed, because the demands of time getting open our eyes to the importance of preserving nature and the resources diminishing. No exception in the world of furniture and interior design. Especially because Indonesia was in the equatorial region is rich in sunshine, natural resources and abundant crops. Natural resources such as wood, bamboo and rattan furniture that produces a variety of very interesting characteristic equatorial regions.


Desain furniture seperti bed atau tempat tidur misalnya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari seluruh desain dalam ruang-ruang rumah. Bila dalam konsep green design kita mengenal konsep ruang hemat energi dan tropis untuk diimplementasikan dalam desain, kita juga mengenal desain furniture yang 'green' pula. Bila kedua konsep, yaitu konsep 'mikro' dalam bahan pembuat furniture, dan konsep 'makro' dalam desain ruangan digabungkan, kita akan mendapatkan konsep desain interior yang 'green' dan berwawasan lingkungan.

my room

Dewasa ini, furniture dengan label 'eco-label' atau produk berwawasan lingkungan termasuk produk yang banyak dicari. Tampaknya kesadaran akan dampak lingkungan akibat industri furniture sudah sangat meningkat di mata konsumen. Konsumen tidak lagi melihat jenis furniture berdasarkan bentuk, nilai estetika atau harganya saja. Konsumen juga melihat nilai dari peran saat ia memilih produk berwawasan lingkungan.

Furniture materials acquired from the tropics is well known throughout the world, where the export of materials such as rattan furniture, both in raw form so as well, is a mainstay source of foreign exchange.

Design of furniture such as beds or beds for example, is an integral part of the whole design of the home spaces. If the concepts we are familiar with green design concepts and energy-efficient space to be implemented in a tropical design, we also know that furniture design 'green' too. If the two concepts, namely the concept of 'micro' in furniture fabric, and the concept of 'macro' in the room design together, we will get the concept of interior design 'green' and environmentally friendly.





built-in media cabinet
Furniture yang dibuat dari kayu asli semakin langka, karena itu lapisan "seperti" kayu bisa diaplikasikan pada material furniture berbahan dasar kayu olahan yang lebih murah untuk mencapai tampilan yang seperti kayu asli.

Berbicara furniture, tentunya tak lepas dari berbicara bahan material furniture tersebut. Selama ini, furniture yang biasa dibuat adalah furniture berbahan dasar kayu. Material kayu menjadi semakin mahal dan langka seiring makin langkanya tanaman kayu seperti jati. Seperti kita ketahui, umur kayu siap tebang seperti kayu jati biasa membutuhkan waktu hingga 15 sampai 20 tahun untuk ditebang. Jati emas bisa ditebang dalam jangka 5-7 tahun. Akibatnya, persediaan material yang makin menipis mengharuskan kita memilih bahan sintetis, daur ulang, dan terbarukan.

Today, the furniture with the label 'eco-label' or environmentally sound products, including products that are sought after. Apparently awareness of the environmental impact of furniture industry has greatly increased in the eyes of consumers. Consumers no longer look at types of furniture based on the shape, aesthetic value or price alone. Consumers also see the value of the role when he chose environmentally sound products.

[picture]
Furniture made from native wood is increasingly scarce, because it layers "like" wood materials can be applied to wood-based furniture cheaper processed to achieve that look like real wood.

Talking furniture, must not get out of talking furniture such materials. During this time, furniture is usually made of wood based furniture. Wood materials become more expensive and increasingly rare as the scarcity of plants such as teak wood. As we know, the age of ready-cut wood such as teak wood used to take up to 15 to 20 years to cut down. Golden teak can be harvested within 5-7 years. As a result, supplies of material thinning requires us to choose synthetic materials, recycling, and renewable.

________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.

Konsep Green Design untuk Furniture masa depan Share on...

0 comments on Konsep Green Design untuk Furniture masa depan :

Post a Comment and Don't Spam!