TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan Perkembangan Desain Museum

03 Nopember 2007

oleh Jolanda S. Atmadjaja Herlambang
Staff Pengajar Tidak Tetap Jurusan T. Arsitektur – Univ. Gunadarma Depok
Lulusan Magister Desain – FSRD- Institut Teknologi Bandung

Apa yang ada dalam benak kita saat mendengar kata Taman Mini Indonesia Indah ?
Umumnya yang terlintas di benak adalah keragaman anjungan daerah berikut tampilan budaya tradisionalnya. Sementara dalam konteks fungsi utama sebagai super museum TMII masih berproses untuk menjadi lebih populer. Disadari atau tidak sepanjang 32 tahun perjalanannya TMII telah memberi kontribusi pada perkembangan desain museum.



Anjungan Bali di TMII.
Sumber gambar; http://www.tamanmini.com/galeri/detail/306714704221


TMII merepresentasikan beragam karakter museum ditinjau dari aspek jenis materi koleksi, metode penyajian, juga tata bangunan dan lingkungannya. Museum seperti Anjungan Daerah, Museum Fauna Indonesia, Museum Olah Raga yang didirikan pada awal perkembangan TMII cenderung bersifat pasif dalam hal penyajian materi koleksi. Bentuk bangunan cenderung lugas, dengan ide dasar metafora langsung bentuk bangunan tradisional juga obyek koleksi seperti bentuk komodo (pada Museum Fauna Indonesia) dan bentuk bola (Museum Olah Raga). Sedangkan pada perkembangan selanjutnya, periode 1990-an sampai kini penekanan pada aspek edukasi dan rekreasi semakin kentara dengan sistem penyajian informasi yang interaktif, komunikatif (seperti pada Pusat Peraga Iptek). Desain bangunan dan lingkungan semakin variatif. Ide dasar bentuk bangunan tetap berkait dengan jenis materi koleksi yang ditampilkan (seperti struktur atom pada denah dasar bangunan Museum Listrik dan Energi Baru, dan bentuk ‘rig’ pada Museum Minyak dan Gas Bumi). Penerapan bahan bangunan hasil teknologi baru menandai pula perkembangan desain museum yang ada.


Museum Fauna dengan bentuk Komodo, metafora langsung
Sumber gambar: http://www.tamanmini.com/galeri/detail/283226123212

Metode penyajian materi koleksi museum beragam dari yang edukatif, artistik, sampai romantik. Penerapan aspek romantik dalam arti penciptaan suasana tertentu dalam tata bangunan dan lingkungan (seperti pada Anjungan Daerah, Museum Minyak dan Gas Bumi, Museum Transportasi) merupakan potensi yang mampu menarik minat pengunjung. Personal touch dalam desain museum semakin dibutuhkan tidak hanya dengan penyajian informasi yang interaktif dan keragaman jenis materi koleksi namun juga kejelian dalam menampilkan tema-tema khusus pada tata bangunan dan lingkungan. Penekanan ‘sense of place’ diharapkan mampu ‘mengikat’ pengunjung.


Museum Indonesia
Sumber gambar; http://www.tamanmini.com/galeri/detail/358712004224


Desain museum yang utuh ditunjang pula oleh pemahaman mendalam terhadap materi koleksi yang ditampilkan, untuk kemudian divisualkan dalam beragam bentuk produk desain dari katalog, perlengkapan penunjang pameran (rak pajang, panel dan media penyampai informasi audio visual lain) dan penataannya, lighting dan penghawaan, sampai lay out ruang, fasade, bentuk ruang, bangunan dan lansekap. Semua komponen memiliki kontribusi pada citra museum.

Akankah TMII akan konsisten dengan jati dirinya sebagai super museum? Banyak cara bisa dilakukan sepanjang aspek manajemen, SDM dan pendanaan memungkinkan, serta aspek pemasaran, riset dan pengembangan secara optuimal dilakukan. Perkembangan desain dan aspek seni di segala bidang dari kuliner, olah raga (seperti basket dan sepak bola), otomotif, produk hasil teknologi untuk telekomunikasi dan informatika, dll. tentunya memberi warna baru bagi upaya pendokumentasian perkembangan ragam budaya di Indonesia. Tentu saja juga sebagai salah satu upaya lebih mempopulerkan TMII dengan sudut pandang yang lebih luas - tidak sekedar dipandang sebagai penunjang pariwisata. Mem’bumi’kan museum sebagai sarana yang benar-benar dekat dengan masyarakat khususnya kaum muda dan anak-anak menjadi tantangan khusus TMII.

Perkembangan TMII memang tidak lepas dari sosok Tien Soeharto dan jaman Orde Baru. Kesan birokratis, propaganda politis terlanjur lekat pada citra TMII. Tidak mudah untuk secara cepat merubah image, tanpa dukungan seluruh komponen yang terlibat dalam kehidupan TMII. Mudah-mudahan peresmian logo baru TMII mendorong pula perkembangan corporate image yang lebih kondusif bagi pembaharuan dan keterbukaan, baik dalam bentuk budaya institusi, maupun sebagai aset nasional - satu-satunya super museum di Indonesia.



________________________________________________
by Probo Hindarto
© Copyright 2008 astudio Indonesia. All rights reserved.

TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan Perkembangan Desain Museum Share on...

0 comments on TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dan Perkembangan Desain Museum :

Post a Comment and Don't Spam!